Wednesday, May 28, 2008

Kenangan Tak terlupakan Anyer 13 Juli 2003

Sahabat, kau telah pergi jauh meninggalkan kami...

Sudah hampir 5 tahun peristiwa itu terjadi...

Tapi kau terasa masih dekat di hati...

Memompakan semangat kami untuk terus berjuang semata untuk masyarakat...

Dirimu wahai pejuang selalu ku ingat...

Doaku untuk mu Dini Wulandarika, Anditama Wahyudi, Muhammad Tauhid, Asep Saefudin, Murniati....

Semoga Allah memberikan surga-Nya atas mu. Amien

Achmad Nur Hidayat 28 Mei 2008


Berikut kenangan kami source: kompas.com tgl 14 Juli 2003

Lima Mahasiswa UI Tewas di Anyer

Jakarta, Kompas - Rumah kecil bercat putih yang berdiri di sebuah gang tiga meter itu tampak muram. Meski lampu TL menyala terang dan sejumlah warga terlihat duduk-duduk, suasana di rumah itu begitu duka ketika Kompas tiba Minggu (13/7) malam.

Sejumlah tikar masih tergelar di halaman rumah, sementara di dalam ruang tamu yang sempit terlihat bangku-bangku sudah tertata rapi kembali. "Semua keluarga mengantar almarhumah ke Jawa, Mas," kata seorang warga.

Murniati (20) adalah satu dari lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tewas dalam musibah di Pantai Cikuya, Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Serang, Banten, Minggu pagi. Saat peristiwa terjadi, tujuh mahasiswa yang merupakan bagian dari 170 anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI, yang baru saja selesai mengikuti rapat kerja BEM UI, itu tengah bermain-main di laut.

Selain Murniati yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, korban tewas lainnya adalah Dini Wulandarika (20) dari Fakultas Ilmu Komputer, Anditama Wahyudi (20) dari Fakultas Ekonomi, Muhammad Tauhid (19) dari Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan Asep Saefudin (20) dari Fakultas Ilmu Komputer. Mereka tercatat sebagai mahasiswa angkatan 2002.

Dua orang dapat diselamatkan, yaitu Dewi Indriyana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Alex dari Fakultas Ilmu Komputer. Keduanya dirawat di Rumah Sakit (RS) Krakatau Steel, Cilegon.

Tiba di rumah duka sekitar pukul 16.00, jenazah Murniati langsung dishalatkan di masjid setempat, di Kampung Buaran I RT 05 RW 08, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Malamnya, sekitar pukul 20.00, jenazah diberangkatkan ke Purworejo, Jawa Tengah, untuk dimakamkan.

"Tadi diantar dengan ambulans. Keluarga pakai Suzuki Carry," ujar Slamet Riyono, warga sekitar yang mengaku tidak begitu akrab dengan keluarga korban.

Menurut sejumlah warga, di kampung yang tidak jauh dari rel kereta api Jatinegara-Bekasi itu hanya ada dua mahasiswa. Akan tetapi, mereka baru tahu bahwa Murniati, yang jarang bergaul dengan warga, adalah mahasiswa UI.

Terpeleset

Informasi yang dihimpun Kompas menyebutkan, para korban diduga terseret arus laut ketika berenang di Pantai Cikuya.

Musibah terjadi ketika rapat kerja (raker) BEM UI yang diselenggarakan sejak Jumat siang itu usai. Raker yang digelar di Vila Bukit Pasau, sekitar 100 meter dari lokasi kejadian, diikuti sekitar 170 mahasiswa.

Menurut Humas BEM UI, Wina, rombongan merencanakan kembali ke Jakarta sekitar pukul 14.00. Sambil menunggu bus jemputan, panitia memberi kelonggaran kepada para peserta untuk beraktivitas bebas.

"Beberapa kali kami mengimbau agar peserta tidak berenang di pantai mengingat kondisi laut yang tidak bersahabat," katanya. Dalam arti, laut tampak berarus dan bergelombang, di samping di Pantai Cikuya banyak karang laut.

Dari hotelnya, Murniati dan kawan-kawan menyeberangi jalan menuju ke pantai. Di sana mereka bermain-main di atas batu karang.

Kepala Kepolisian Resor Cilegon Ajun Komisaris Besar Joko Irianto menyatakan, Pantai Cikuya memang terkenal berarus kuat.

Dua korban tewas, yakni Asep dan Tauhid, ditemukan terakhir, sekitar pukul 15.15 dan 15.30. Mereka terjepit di antara karang.

Dihubungi terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Cinangka Inspektur Satu Ade Kusnadi menyatakan, saat bermain-main di atas batu karang itulah Murniati diperkirakan terpeleset dan masuk ke laut. Anditama, Tauhid, dan Asep berusaha menolong, tetapi tak berhasil. Mereka bahkan ikut terjatuh dan terseret arus.

Upaya pencarian segera dilakukan, antara lain oleh tim penyelam dari Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut dan kelompok penyelam di Pantai Anyer. Tim penyelam berhasil mengangkat semua korban dari laut. Para korban akhirnya dilarikan ke RS Krakatau Steel.

Resmi

Wakil Rektor UI Bidang Kemahasiswaan Arie Soesilo yang ditemui di Kampus UI, Salemba, menyatakan, raker BEM di Anyer itu merupakan raker resmi atas persetujuan rektorat. Sebelum mereka berangkat Jumat lalu, Arie bahkan sempat memberikan pengarahan kepada panitia penyelenggara.

"Ini raker BEM untuk kepengurusan tahun 2003-2004. Kegiatan ini merupakan kegiatan biasa. Dalam pengarahan, kami memang sempat menekankan agar para peserta raker memberikan komitmen penuh dalam menyusun rencana kerja mereka mengingat tahun depan dinamika politik nasional akan tinggi," tuturnya.

Menurut Arie, deputinya, Erwin Nurdin, sempat datang meninjau jalannya raker pada Sabtu lalu. Menurut pemantauan Erwin, raker berjalan sesuai dengan rencana. Peserta raker dijadwalkan kembali ke Jakarta Minggu siang.

Arie mengatakan, kelima korban adalah mahasiswa angkatan 2002. Arie sendiri mendengar musibah itu pada pukul 08.00 dan langsung memberi tahu keluarga korban.

Semula, jenazah akan dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo, tetapi akhirnya langsung diserahkan kepada keluarga masing-masing. (ZAL/RTS/nic)